ผู้เขียน หัวข้อ: Kenapa Da'wah itu perlu TERTIB  (อ่าน 1564 ครั้ง)

0 สมาชิก และ 1 บุคคลทั่วไป กำลังดูหัวข้อนี้

ออฟไลน์ ﺍﺑﻦﻓﻄﺎﻧﻲ

  • คนไม่เคยเดินทาง คงไม่รู้หรอก : Orang Yang Tidak Pernah Merantau Mungkin Tidak Mengetahui
  • เพื่อนแรกพบ (^^)/
  • *
  • กระทู้: 6
  • เพศ: ชาย
  • ﻛﺎﺭﮔﻮﺯﺍﺭﻱ ﺩﻋﻮﺓﺍﻹﻳﻤﺎﻥ
  • Respect: +3
    • ดูรายละเอียด
Kenapa Da'wah itu perlu TERTIB
« เมื่อ: พ.ค. 01, 2012, 04:43 PM »
0

Da’wah itu perlu TERTIB, karena
Allah swt dan Rasulullah SAW
yang meminta hal itu dengan
baik. Tidak ada alasan bagi kita
untuk menolaknya, sehingga kita
tentunya perlu berusaha
mengikuti apa yang
dinasehatkan Allah swt dan
Rasulullah SAW. Kekhilafan atau
kekurangan kita kaum muslimin
dalam menjalankan da’wah yang
TERTIB ini tidak menjadikan
kendur ataupun lemah dalam
kerja da’wah dengan baik.
Tetapi sebaliknya kita  perlu
berusaha untuk saling
memperbaiki dalam hal ini,
sehingga tentunya dari waktu ke
waktu menunjukan hal yang
lebih produktif dan harmonis,
bukan sebaliknya kontra-
produktif dan tidak-harmonis di
antara kaum muslimin yang
menerjuni lapangan kerja
da’wah ini. Tujuan da’wah itu
mengajak diri kita dan yang
diajak untuk ta’at kepada Allah
swt dan Rasulullah SAW.
Allah swt meminta untuk
menjalankan da’wah dengan
bertemu langsung dengan yang
dida’wahinya,  kalimat yang
lemah-lembut, dan selalu
menjaga dzikir kepada Allah
swt, meskipun sekalipun
kepada musuh.
“Pergilah kamu beserta
saudaramu dengan membawa
ayat-ayat-Ku, dan janganlah
kamu berdua lalai dalam
mengingat-Ku; Pergilah kamu
berdua kepada Fir’aun,
sesungguhnya dia telah
melampaui batas;  maka
berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata
yang lemah lembut, mudah-
mudahan ia ingat atau takut.
Berkatalah mereka berdua: “Ya
Tuhan kami, sesungguhnya kami
khawatir bahwa ia segera
menyiksa kami atau akan
bertambah melampaui batas.”
Allah berfirman: “Janganlah
kamu berdua khawatir,
sesungguhnya Aku beserta kamu
berdua, Aku mendengar dan
melihat.” (QS Thaahaa (20):
42-47)
Dalam ayat yang lain Allah swt
menjelaskan untuk untuk
menjalankan da’wah itu
dengan berlaku lemah lembut,
tidak keras dan berhati kasar,
mema’afkan, dan selalu
bermusyarawah.
“Maka disebabkan rahmat dari
Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras
lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu
ma’afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah
dengan mereka dalam urusan
itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya. ” (QS Ali-Imran (3):
159)
Dalam ayat yang lain Allah swt
menjelaskan mempunyai jiwa
pema’af, berpaling dari orang
yang tidak menerima dengan
baik, dan berlindung kepada
Allah swt dari godaan Syeitan.
“Jadilah engkau pema’af dan
suruhlah orang mengerjakan
yang ma’ruf, serta berpalinglah
dari pada orang-orang yang
bodoh.  Dan jika kamu ditimpa
sesuatu godaan syaitan maka
berlindunglah kepada Allah.” (QS
Al A’raaf (7) :199-200)
Dalam ayat yang lain Allah swt
menjelaskan perlu mempunyai
jiwa shabar karena ulah yang
dida’wahinya dan menjauhinya
dengan cara yang baik.
“Dan bersabarlah terhadap apa
yang mereka ucapkan dan
jauhilah mereka dengan cara
yang baik.” (QS Al Muzzammil
(73): 10)
Di atas merupakan beberapa hal
kenapa kita perlu menjalankan
da’wah dengan tertib, dan masih
banyak lagi pelajaran-pelajaran
dari Al-quran dan juga As-
Sunnah terhadap da’wah ini. Dan
bagi orang yang berpikir
tentunya, ayat-ayat tersebut dan
juga as-sunnah menjadi
pelajaran dan nasehat untuk
dapat diaktualkan dalam
kehidupan kaum muslimin, tidak
hanya dalam bentuk kajian-
kajian ataupun mudzakarah
semat.
Pelajaran tanpa adanya amal,
maka sama dengan pohon yang
tidak berbuah. Sehingga
tentunya hal ini memerlukan
latihan-latihan yang
berkelanjutan dan istiqomah,
sehingga pelajaran-pelajaran itu
menjadi hal yang wujud dan diri
kita kaum muslimin tidak hanya
dalam bentuk lembaran-
lembaran kitab semata.
Para alim ulama, ustadz dan juga
penuntut ilmu sangat memahami
betul bahwa da’wah itu tidak
boleh dilakukan sembarangan
atau asal-asalan, tetapi harus
dilaksanakan dengan baik dan
tertib. Dan hal ini tidak hanya
dijelaskan di majelis-majelis saja,
tetapi perlu dilatihkan dan
diwujudkan dengan baik pula
dalam kehidupan kaum
muslimin.

 

GoogleTagged