แสดงกระทู้

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - ﺍﺑﻦﻓﻄﺎﻧﻲ

หน้า: [1]
2
Assalamu’alaikum wa
RahmatuLlahi wa Barakatuh
Setelah beliau memuji Allah dan
bershalawat kepada Nabi
Muhammad saw lalu membaca
ayat Al Quran dan hadits Nabi
Muhammad.
Hadirin yang di muliakan Allah
SWT
Saat ini orang berusaha mencari
hasil bumi. Nabi juga bersabda,
manusia itu barang tambang
sebagaimana barang tambang
emas dan perak. Berbagai
macam alat digunakan untuk
menggali sumber daya alam.
Dalam diri manusia juga ada
potensi yang mahal. Jangan
dikira dalam diri seorang preman
atau orang-orang yang dianggap
hina dalam masyarakat ternyata
ada sesuatu yang sangat
berharga. Satu-satunya cara
untuk menggali kemuliaan
manusia adalah dengan usaha
dakwah.
Begitu rahimnya Allah kepada
umat ini maka usaha dakwah
diberikan kepada Nabi
Muhammad dan para
pengikutnya. Jalan hidup nabi
adalah mengajak manusia untuk
mengabdi kepada Allah dengan
‘bashirah’ (pandangan hati) dan
ini adalah kerja Nabi dan orang
yang beriman kepada nabi. Hasil
pertama yang didapat jika
seseorang yang berdakwah
adalah dirinya dibersihkan dari
kemusyrikan. Janganlah
seseorang berkoar bahwa
dirinya dengan belajar tauhid
bertahun-tahun lalu bebas dari
kemusyrikan, sekali-kali tidak jika
orang tersebut belum
berdakwah. Jangankan manusia
biasa. Nabi Musa as belajar di
tempat yang suci dan diajari
langsung oleh Allah mengenai
tauhid, tapi musa belum terbebas
dari kemusyrikan. Ketika Musa
ditanya, apa yang ada ditangan
kananmu hai Musa? Ini tongkat
saya banyak kegunaannya. Dan
Musa gagal dalam ujian pertama
walaupun baru belajar tauhid.
Ujian kedua Allah perintahkan
kepada Musa untuk membuang
tongkatnya yang dia sangat
cintai lalu tongkatpun berubah
menjadi ular. Ujian ketiga ketika
tongkat telah berubah menjadi
ular, Allah perintahkan untuk
mengambil ular tersebut. Tauhid
tidak cukup dalam pengetahuan
tauhid saja namun harus
dibuktikan dengan perbuatan.
Allah akan memperbaiki
keimanan Nabi Musa dengan
menghantarkan Musa ke medan
dakwah. Allah perintahkan Musa
untuk berdakwah kepada
Fir’aun. Setelah beberapa lama
digembleng dalam dakwah. Saat
Musa dikejar-kejar Firaun dan
bala tentaranya. Di depan mereka
ada lautan dan dibelakang
mereka ada Firaun dan bala
tentaranya. Pengikut beliau yang
nota benenya hanya beribadah
namun tidak berdakwah, ketika
menghadapi situasi ini mereka
mengatakan, wahai Musa celaka
kita?? Pengikutnya yang selama
40 tahun belajar kepada Musa
dan Mursyidnya adalah seorang
Nabi namun keimanan mereka
sangat lemat kepada Allah SWT.
Pengikutnya masih takut kepada
makhluk.
Kalau seorang yang sudah tidak
lagi dimedan dakwah, walau pun
sekarang dia memakai sorban
dan memelihara jenggot, namun
nanti ketika akan ada cobaan
bahwa yang demikian adalah
teroris maka mereka akan
melepas soban dan mencukur
jenggot-jenggot mereka. Jika
sekarang seorang wanita
memakai purdah namun dia
tidak lagi di medan dakwah
lama-kelamaan purdah akan dia
lepas. Seorang anak kecil di
Francis yang hidup dalam medan
dakwah di rumahnya. Di
sekolahnya gurunya membujuk
untuk melepas jilbabnya, namun
dia tidak mau melepas jilbabnya.
Lalu gurunya bertanya lagi
keanak tersebut, bagaimana
caranya agar kamu mau melepas
jilbab. Anak itu berkata, ibu ambil
pedang dan tebas leher saya
hanya dengan cara yang
demikian jilbab saya bisa
terlepas.
Sedangkan Musa mengatakan
‘inna ma’iya Rabby sayahdiin’ –
sesungguhnya bersama saya
Rabb saya dan dia akan memberi
petunjuk-. Pada saat tersebut
Musa mampu melupakan
tongkatnya yang bermanfaat
ketika memakan ular-ular
penyihir Firaun. Mampukah
karkun untuk menafikan sesuatu
yang ada pada dirinya dan hanya
bergantung hanya kepada Allah.
Para pegiat dakwah hendaknya
jangan menggantungkan
dakwah dengan kebendaan. Jika
kita diuji dengan dua pilihan
antara jadwal jaulah dengan
bisnis yang menghasilkan $1.500
yang cukup untuk keluar ke India
Pakistan, dan Banglades. Kalau
dia pilih bisnisnya dan
meninggalkan jaulahnya, dengan
berkeyakinan dengan uang itu
dia bisa ke IPB itu bagaikan
orang yang membeli alas kaki
untuk berjalan tapi memotong
kedua kakinya. (Maulana Yunus).
Dia mengasakan dakwah dengan
‘bashar’ bukan dengan
‘bashirah’.
Seorang ulama di Indonesia yang
selsai belajar di Madinah dan ikut
dakwah. Lalu diteror oleh teman-
temannya. Wahai ustadz kenapa
kamu ikut orang-orang musyrik
dan penuh dengan kebid’ahan.
Ulama tersebut menjawab
memang ada hal-hal tersebut
dalam diri mereka namun saya
yakin dengan janji Allah, orang-
orang yang berjihad dijalan kami,
pasti kami akan tunjukan jalan-
jalan hidayah.
Memang ketika baru memulai
dakwah, kesyirikan masih ada
dalam diri-diri orang yang
berjalan di jalan dakwah, namun
selama mereka menjadikan
dakwah sebagai jalan hidup
mereka sedikit-sedikit Allah akan
membersihkan memusyrikan
dari diri mereka.
Dalam dakwah tidak boleh
berpecah belah. Dalam taklim
boleh berbeda-beda. Silakan
anda belajar ke Madinah, Mesir,
Lirboyo, Temboro, Magelang, ke
Banten silakan. Perbedaan dalan
hokum fiqih adalah rahmat. Ada
ucapan seorang yang
mengatakan sesuatu yang
membuat saya tercengang ketika
mendengarnya dan mungkin
anda akan tercengang pula,
yaitu : jika ada seorang Alim yang
menginginkan mengumpulkan
umat semua dalan satu madzhab
itu tidak akan terjadi dan Allah
tidak akan Ridha. Allah ingin
sunnah Nabi Muhammad tetap
terjaga hingga hari Kiamat. Nabi
pernah shalat subuh dengan
qunut dan tanpa qunut. Jika
umat ini hanya dikumpulkan
dalam madzhab yang tidak
menggunakan qunut, maka
sunah Nabi shalat subuh dengan
qunut akan hilang.
Rasulullah Shalat di Mina dan di
Makkah waktu haji di qasar
menjadi dua rakaat, demikian
juga Abu Bakar, dan Umar. Lalu
ketika Utsman menjadi Amirul
Hajj beliau shalat empat rakaat,
lalu Abdullah bin Mas’ud
mengkritik Utsman dengan
memberitahu bahwa Rasulullah,
Abu Bakar, dan Umar telah shalat
qasar dua rakaat. Namun
Abdullah bin Mas’ud tetap shalat
berjamaah dengan Utsman
sebanyak empat rakaat di depan
murud-muridnya. Setelah selesai
shalat murid-muridnya bertanya,
wahai guru kenapa kamu
mengkritik Utsman namun
engkau ikut shalat empat rakaat.
‘alkhilafu ‘asyad’ perpecahan itu
lebih berat lagi. Sedangkan
Rasulullah bersabda untuk
mengikuti sunnah Nabi dan
sunnahnya 4 khulafaur rasyidin
al mahdiyyin. Mengikuti Utsman
juga termasuk mengikuti sunnah
Nabi Muhammad saw.
Jangan mencoba-coba menghina
SHAHABAT Nabi saw. Imam Malik
berfatwa orang yang menghina
dan membenci shahabat adalah
KAFIR. Jangan bersahabat
dengan mereka, jangan terkesan
dengan buku-buku mereka yang
menghina shahabat.
Seorang bertanya kepada
Abdullah bin Mubarak ra. mana
yang lebih mulia antara Umar bin
Abdul Aziz rah.a dengan
Muawiyah ra. Dijawab, debu-
debu yang menempel dihidung
keledai Muawiyah ketika berjalan
bersama Rasulullah tidak bisa
dibandingkan dengan amalan
Umar bin Abdul Aziz.
Tabiin tidak bisa menyamai
shahabat. Shahabat tidak bisa
menyamai Nabi. Walaupun ada
seorang tabiin yaitu, Uwaisy
Alqarni yang memerintahkan
Umar untuk meminta doa
kepadanya jika bertemu. Namun
kemuliaan Uwaisy tidak bisa
menyamai kemuliaan shahabat.
Begitu juga kita tidak boleh
menghina Alqamah yang
terhalang mengucapkan
LaailahaillaAllah karena ibunya
tersinggung dengan
perbuatannya. Karena kemuliaan
Alqamah tidak bisa dibandingkan
dengan tabiin dan seterusnya.
Syaikh Ilyas ditanya orang. Kerja
yang kamu buat sekarang ini
banyak melalaikan hak makhluk,
bagaimana ini? Dijawab, betul.
Saya akui kerja yang saya
galakan sekarang ini banyak
mengurangi hak makhluk, tapi
dengan seorang mengambil
usaha ini dengan sebab
usahanya banyak orang-orang
yang dahulunya melalaikan hak
makhluk setelah mendapat
hidayah dia menjadi orang-
orang yang menunaikan hak
makhluk.
Semua kelalaian yang dilakukan
dai dalam menjalankan usaha
dakwah semuanya akan dibayar
oleh Allah SWT. Orangtua di
akhirat menuntut anaknya yang
dai karena waktunya kurang
dalam berbakti kepada kedua
orangtuanya disebabkan usaha
dakwah yang ia perjuangkan.
Allah akan menawarkan kepada
orangtua tersebut maukah kalian
memaafkan anakmu dan akan
aku masukkan kalian berdua ke
dalam surga?
Jangan berpecah belah dalam
dakwah.
Taklim dibuat untuk menopang
dakwah.
Ibadah dibuat untuk menopang
dakwah.
Dzikir dibuat untuk menopang
dakwah.
Khidmat dibuat untuk menopang
dakwah.
Sekarang ini banyak orang yang
ibadah dan banyak orang yang
tahajud. SBY tahajud, Amin Rais
tahajud, Hamzah Haz tahajud,
petani tahajud, karyawan
tahajud, namun ibadah yang
benar adalah ibadah –tahajud-
untuk persiapan dakwah. Jangan
tahajud untuk uang, bisnis
lancar, ingin jadi presiden, dan
lain-lain.
Keanehan dunia jika karkun tidak
tahajud, keanehan berikutnya
jika karkun masbuk, dan
parahnya lagi jika karkun masih
merokok. Malaikat tidak akan
datang kepada orang yang
tahajud yang mulutnya berbau
rokok.

3
 :salam:

1. Maulana Muhammad Ilyas
Kandahlawi rah


Pencetus kembali usaha
dakwah sebagaimana yang
berlaku di zaman awal Islam
yakni di zaman Rasulullah saw
dan Sahabat ra. Beliau
berketurunan Sahabat besar
Abu Bakar As Siddiq. Keluarga
beliau dikenali sebagai keluarga
ahli ilmu dan agama. Berasal
dari Jhanjana Muzaffarnagar,
Uttar Pradesh, India. Nama asal
beliau adalah Akhtar Ilyas. Masa
kecil beliau banyak dihabiskan
di Madrasah samada Madrasah
keluarga beliau maupun
madarah besar di India. Beliau
pernah berguru selain dari
keluarga beliau yang terdiri dari
bapa beliau sendiri, Maulana
Yahya rah, Maulana Ismail rah.
Manakala guru beliau di
madrasah sekitar India ialah
Maulana Abd.Rasyid Ahmad
Ganggohi rah, Maulana Khalili
Ahmad rah, Maulana Asyraf Ali
Thanwi rah, Maulana Mahmudul
Hassan rah. Dan ramai lagi yang
tidak tercatit di sini. Hampir
kesemua guru-guru beliau
adalah pengarang-pengarang
kitab muktabar serta tokoh-
tokoh besar ulama benua India.
Antara kitab karangan beliau
yang terkenal adalah Al
Abwabul Muntakhabah min
Misykatul Musabbih

2. Maulana Muhammad Yusof
Kandahlawi rah.


Beliau adalah putera kepada
Maulana Ilyas rah. Belaiu
termasuk seorang ulama besar
India. Belaiu telah memiliki
karya beberapa kitab dalam
bahasa A’rab. Antaranya
Hayatus Sahabah dalam 3 jilid
besar, Amanil Ahbar Syarh
Ma’anil Atsar, Muntakhab
Ahadis. Beliau juga termasuk
seorang guru kepada Sayyid
Muhammad Alawi Al Maliki,
Makkah ( Al’Iqdul Farid :16 )

3. Maulana In’amul Hassan
Kandahlawi rah.a.


Beliau termasuk seorang ulama
besar India yang oleh Syeikhul
Hind (Maulana Mahmudul Hasan
rah) dijuluki sebagai “Gudang
Mufti” Beliau juga termasuk
salah seorang guru kepada
Sayyid Muhammad Alawi Al
Maliki, Makkah (Al’Iqdul Farid:
16)

4. Maulana Zhafar Ahmad
Thanwi rah.a.


Beliau adalah penyusun kitab
I’laa Ussunan (Ahadis Ahkam,
terdiri dari 21 jilid, satu jilid
khusus membahaskan
pentingnya bermazhab dan
bantahan untuk gulongan
Wahabbi dan ghoiru Muuqallid.
( Al’iqdul Farid: 15)

5. Syeikhul Hadis Maulana
Muhammad Zakaria
Kandahlawi rah.a.


Seorang pakar hadis yang
menulis banyak kitab, antara
lain: Al Abwab Wat Tarajim
Lishohihil Bukhori, Awjazul
Masalik Syarh Muwathok Imam
Malik 15 jilid. Syarh Syamail
Tirmizi, Al I’tidal fi Maratibir Rijal
serta takhrij hadis beberapa
kitab. Kitab yang paling terkenal
adalah Fadhoil A’mal. Beliau
pernah mengajar di Madinatul
Munawwaroh. (Al’Iqdul Farid :
15)

6. Maulana Manzhur Nu’mani
rah.


Penulis kitab terkenal Inqilabu
Iran (Iran Revolution) kitab
yang menedahkan hakikat
Revolusi Iran dan perancangan
Syiah. Telah diterjemahkan
dalam berbagai bahasa.

7. Sayyid Abul Hasan Ali An
Nadwi rah.


Mudir Madrasah Nadwatul
Ulama Lucknow, India. Bekas
pemimpin Rabithah Adab Al
Islami, Direktur Pusat Studi
Islam Oxford dan anggota
berbagai badan-badan Islam di
negara-negara A’rab. Antara
kitab-kitab tulisan beliau : Rijalul
Fikri Wad Dakwah, Madza
Khosiro ‘Alam Binhithotil
Muslimin, Qashassul Nabiyyin,
Sirah Nabawiyah. Beberapa
kitab beliau mendapat
penghargaan badan
antarabangsa dan sebahagian
tulisan beliau telah diterjemah
dalam berbagai bahasa. Beliau
juga adalah penulis kitab
Biografi Maulana Muhammad
Ilyas rah.

(Petikan dari kitab Meluruskan
Kesalahfahaman Terhadap
Jemaah Tabligh muka surat : 8-
9, Karangan Mulwi Ahmad
Harun Al Rasyid ,
Temboro,Magetan Indonesia
dengan sedikit pindaan untuk
kesesuaian dalam Bahasa
Malaysia)

4
อัดดะวะฮ์ในอิสลาม / Kenapa Da'wah itu perlu TERTIB
« เมื่อ: พ.ค. 01, 2012, 04:43 PM »
Da’wah itu perlu TERTIB, karena
Allah swt dan Rasulullah SAW
yang meminta hal itu dengan
baik. Tidak ada alasan bagi kita
untuk menolaknya, sehingga kita
tentunya perlu berusaha
mengikuti apa yang
dinasehatkan Allah swt dan
Rasulullah SAW. Kekhilafan atau
kekurangan kita kaum muslimin
dalam menjalankan da’wah yang
TERTIB ini tidak menjadikan
kendur ataupun lemah dalam
kerja da’wah dengan baik.
Tetapi sebaliknya kita  perlu
berusaha untuk saling
memperbaiki dalam hal ini,
sehingga tentunya dari waktu ke
waktu menunjukan hal yang
lebih produktif dan harmonis,
bukan sebaliknya kontra-
produktif dan tidak-harmonis di
antara kaum muslimin yang
menerjuni lapangan kerja
da’wah ini. Tujuan da’wah itu
mengajak diri kita dan yang
diajak untuk ta’at kepada Allah
swt dan Rasulullah SAW.
Allah swt meminta untuk
menjalankan da’wah dengan
bertemu langsung dengan yang
dida’wahinya,  kalimat yang
lemah-lembut, dan selalu
menjaga dzikir kepada Allah
swt, meskipun sekalipun
kepada musuh.
“Pergilah kamu beserta
saudaramu dengan membawa
ayat-ayat-Ku, dan janganlah
kamu berdua lalai dalam
mengingat-Ku; Pergilah kamu
berdua kepada Fir’aun,
sesungguhnya dia telah
melampaui batas;  maka
berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata
yang lemah lembut, mudah-
mudahan ia ingat atau takut.
Berkatalah mereka berdua: “Ya
Tuhan kami, sesungguhnya kami
khawatir bahwa ia segera
menyiksa kami atau akan
bertambah melampaui batas.”
Allah berfirman: “Janganlah
kamu berdua khawatir,
sesungguhnya Aku beserta kamu
berdua, Aku mendengar dan
melihat.” (QS Thaahaa (20):
42-47)
Dalam ayat yang lain Allah swt
menjelaskan untuk untuk
menjalankan da’wah itu
dengan berlaku lemah lembut,
tidak keras dan berhati kasar,
mema’afkan, dan selalu
bermusyarawah.
“Maka disebabkan rahmat dari
Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras
lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu
ma’afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah
dengan mereka dalam urusan
itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya. ” (QS Ali-Imran (3):
159)
Dalam ayat yang lain Allah swt
menjelaskan mempunyai jiwa
pema’af, berpaling dari orang
yang tidak menerima dengan
baik, dan berlindung kepada
Allah swt dari godaan Syeitan.
“Jadilah engkau pema’af dan
suruhlah orang mengerjakan
yang ma’ruf, serta berpalinglah
dari pada orang-orang yang
bodoh.  Dan jika kamu ditimpa
sesuatu godaan syaitan maka
berlindunglah kepada Allah.” (QS
Al A’raaf (7) :199-200)
Dalam ayat yang lain Allah swt
menjelaskan perlu mempunyai
jiwa shabar karena ulah yang
dida’wahinya dan menjauhinya
dengan cara yang baik.
“Dan bersabarlah terhadap apa
yang mereka ucapkan dan
jauhilah mereka dengan cara
yang baik.” (QS Al Muzzammil
(73): 10)
Di atas merupakan beberapa hal
kenapa kita perlu menjalankan
da’wah dengan tertib, dan masih
banyak lagi pelajaran-pelajaran
dari Al-quran dan juga As-
Sunnah terhadap da’wah ini. Dan
bagi orang yang berpikir
tentunya, ayat-ayat tersebut dan
juga as-sunnah menjadi
pelajaran dan nasehat untuk
dapat diaktualkan dalam
kehidupan kaum muslimin, tidak
hanya dalam bentuk kajian-
kajian ataupun mudzakarah
semat.
Pelajaran tanpa adanya amal,
maka sama dengan pohon yang
tidak berbuah. Sehingga
tentunya hal ini memerlukan
latihan-latihan yang
berkelanjutan dan istiqomah,
sehingga pelajaran-pelajaran itu
menjadi hal yang wujud dan diri
kita kaum muslimin tidak hanya
dalam bentuk lembaran-
lembaran kitab semata.
Para alim ulama, ustadz dan juga
penuntut ilmu sangat memahami
betul bahwa da’wah itu tidak
boleh dilakukan sembarangan
atau asal-asalan, tetapi harus
dilaksanakan dengan baik dan
tertib. Dan hal ini tidak hanya
dijelaskan di majelis-majelis saja,
tetapi perlu dilatihkan dan
diwujudkan dengan baik pula
dalam kehidupan kaum
muslimin.

5
อัดดะวะฮ์ในอิสลาม / POLITIK MENURUT JAMA'AH TABLEEGH
« เมื่อ: พ.ค. 01, 2012, 07:16 AM »
Pada saat sekarang ini, banyak orang atau golongan yang mencela Jamaah Tabligh karena di dalam Jamaah Tabligh tidak menyinggung masalah Politik.

         “Tabligh ini memang bagus tetapi kenapa mereka tidak melibatkan diri di dalam politik”, “Tabligh ini sesat karena tidak ikut politik.” Kata-kata seperti ini memang sering terdengar didalam masjid ,surau juga di dalam blog dan website, terlebih lagi ketika musim pemilihan umum.


Apakah Jamaah Tabligh menolak politik?
         Kalau politik dimaksudkan kepada kaedah Sistem Syura (musyawarah) yang didasarkan kepada Sunnah, maka rasanya tidak ada satu pun ‘karkun’ (da’i yang aktif di Tabligh) yang menolaknya. Tapi kalau politik itu dimaksudkan kepada Sistem Demokrasi Partai, maka mungkin sebagian yang setuju dan sebagian yang menolaknya.

          Sebenarnya jika kita perhatikan dengan teliti, Jamaah Tabligh ini adalah satu usaha yang berjalan bukan dengan kekuasaan, harta, pangkat, kedudukan maupun dukungan massa, tetapi merupakan satu usaha yang berjalan di atas ‘amalan’ untuk mengajak semua umat untuk beramal. Sebagaimana di dalam solat berjamaah semua jenis orang akan ikut serta. Ada orang cacat, ada yang sehat, ada yang hitam ada yang putih, ada alim, ada jahil, ada yang kaya ada juga yang miskin. Maknanya semua golongan masyarakat ikut serta di dalam solat berjamaah tersebut. Tidak ada yang namanya sholat jamaah itu khusus hanya untuk orang cacat saja, khusus untuk orang kaya saja, atau khusus untuk orang alim saja. Sesungguhnya jika dinamakan 'amalan' maka semuanya bisa terlibat.

         Maka jika sekiranya Jamaah Tabligh ini menjadi badan politik atau partai politik maka sudah tentunya sukar untuk mengumpulkan semua golongan dalam masyarakat. Oleh karena merupakan ‘amalan’, maka mudah untuk mengumpulkan umat seperti juga amalan haji, dimana para jamaah berkumpul di Padang Arafah.. Jika kita lihat pada partai- partai politik, sesama partai pun terkadang sering bergaduh dan berantem. Sebab itu dalam Jamaah Tabligh ini tidak ada iuran bulanan, tahunan, perlembagaan, manifesto dan sebagainya. Yang ada hanyalah Usul Dakwah, dan usul dakwah ini adalah hampir sama dipraktikkan di seluruh dunia. Usul dakwah ini bolehlah diumpamakan seperti ‘kaifiat’ di dalam sesuatu
amal.

         Selain itu di dalam Jamaah Tabligh mengikut Sistem Syura. Bermula dari Markaz Utama sampai kepada negara, negeri, kawasan dan sampai kepada mahalah (masjid) dengan satu kepimpinan tanpa berdasarkan batas negara atau negeri. Cuma didalam urusan dakwah ,bukan dalam urusan negara. Hanya itu saja bedanya.

         Selain itu kita dapati bahawa ulama tidak sepakat di dalam mewajibkan penyertaan individu Islam di dalam Sistem Demokrasi Kepartaian sebagaimana yang ada di hari ini.. Malah ada ulama mengharamkan Sistem Demokrasi Kepartaian ini. Kata mereka Sistem Demokrasi Kepartaian yang diamalkan sekarang ini bertentangan dengan Sistem Syura yang ada di dalam Islam. Beberapa ulama terkenal yang menolak sistem ini antaranya

         1. Syeikh Fathi Yakan sebagaimana di dalam kitab beliau “ Musykilatud
Dakwah Wad Dai’yah” halaman : 132 -135.

         2 Syeikh Abu Urwah Al-Lubnani melalui kitab beliau “Al-Abjadiyyat” halaman 101 -103 pada tajuk “Al Mabdaiyah Wal Marhaliyyah Fil A’malil Islami”.

         3. Syeikh Abul Hassan Ali Nadwi Al Hassani pula menyatakan perkara yang sama di dalam beberapa kitab beliau antaranya “Ilal Islami Min Jadid” halaman 107 dan 161. Beliau ini juga menyatakan Kerajaan Islam (Politik Islam) bukanlah impian, bukan matlamat dan juga bukan merupakan tujuan kesibukan harian Nabi saw dan Para Sahabat rahum.

         4. Perkara yang sama juga dipertegaskan oleh Mufti Washi Mazhar Pakistan di dalam kitab beliau “Al Baas Al Islami” Bil 1 Jld.34 cetakan Lakhnow, India. Beliau menjelaskan secara terperinci ta’rifan politik itu sendiri berdasarkan Sunnah. Beliau juga menyatakan mengundi dan pilihanraya adalah haram. Malah ada sebagian ulama membedakan antara Syura dan Demokrasi Kepartaian seperti berikut: Perbedaan Antara Syura dan Demokrasi Kepartaian Sebagian orang menganggap bahwa demokrasi adalah wujud praktik Sistem Syura dalam Islam.
Ini adalah anggapan yang salah, perbedaan antara keduanya bagaikan timur dan barat. Di antara perbedaannya adalah:

         1. Sistem Syura berasal dari Allah dan selalu berlandaskan di atas syariat sedangkan Sistem Demokrasi Kepartaian berlandaskan dukungan mayoritas walaupun yang mendukung adalah orang-orang fasiq bahkan orang-orang kafir.

         2. Sistem Syura dilakukan pada perkara yang belum jelas ketentuannya dalam syariat, dan jika ada ketentuan syariat maka itulah yang ditetapkan. Adapun dalam Sistem Demokrasi Kepartaian perkara yang sudah jelas dalam syariat pun dapat diubah jika suara mayoritas menghendaki berbuat demikian, sehingga dapat menghalalkan yang haram dan sebaliknya.

         3. Anggota Majelis Syura adalah kebanyakannya adalah para ulama dan yang memiliki sifat-sifat tertentu. Sedang Anggota Dewan Parlemen / Negeri dalam Sistem Demokrasi Kepartaian tidak ada ciri-ciri berkenaan. Ada yang berilmu agama, ada yang jahil, ada yang bijak ada yang tidak, ada yang menginginkan kebaikan rakyat, dan ada yang mementingkan diri sendiri, mereka inilah yang menentukan semua perancangan baik dalam dalam sudut agama atau pun dunia.

         4. Dalam Sistem Syura, kebenaran tidak ditentukan dengan majoriti tapi dengan kesesuaian terhadap sumber hukum syariat. Sedangkan dalam Sistem Demokrasi Kepartaian, kebenaran adalah suara majoriti walaupun menentang syariat Allah yang jelas.

         5. Sistem Syura adalah salah satu ciri-ciri keimanan, karena dengan Sisitem Syura kita mengamalkan ajaran Islam. Sedangkan Sistem Demokrasi Kepartaian bias menjadi wujud kekufuran kepada Allah, karena jika mayoritas memutuskan perkara kekufuran maka itulah keputusan yang perlu diikuti dan dituruti oleh semua orang.

         6. Sistem Syura menghargai para ulama, sedangkan Sistem Demokrasi Kepartaian menghargai orang-orang kafir.

         7. Sistem Syura membedakan antara orang yang shalih dan yang jahat, sedangkan demokrasi menyamakan antara keduanya.

         8. Sistem Syura bukan merupakan kewajiban di setiap masa, bahkan hukumnya berbeda bersesuaian dengan keadaan. Sebaliknya Sistem Demokrasi Kepartaian merupakan sesuatu yang diwajibkan oleh Barat kepada pengamalnya dengan kewajiban yang melebihi kewajiban shalat lima waktu dan tidak mungkin keluar darinya.

         9. Sistem Demokrasi Kepartaian jelas menolak Islam dan menuduh bahwa Islam lemah serta tidak mempunyai maslahat, sedangkan Sistem Syura tidak demikian. ( Tanwiruzh Zhulumat, hal. 21-36 dan Fiqih As-Siyasah Asy-Syar'iyyah
hal. 61)

         Walau bagaimana pun masih ada ulama yang membolehkan Sistem Demokrasi Kepartaian ini, antaranya Syeikh Yusuf Al Qardawi. Beliau membolehkan system demokrasi mirip dengan keadilan. Keadilan itu sendiri adalah tuntutan di dalam Islam. Perkara yang sama juga disetujui oleh Syeikh Yassin Hamas, juga beberapa ulama di Tanah Arab. Selain daripada itu banyak juga yang memberi alasan sebagai darurat. Namun hal itu disanggah oleh sebagian pihak khususnya “Hizbut Tahrir” melalui beberapa seri ‘pamphlet’ yang biasa diedarkan di masjid-masjid.

         Namun dalam masalah ‘khilaf’ (perbedaan pendapat dalam Islam) antara yang berpendapat wajib perpolitik dan yang mengharamkan politik kepartaian,
maka bolehlah kita kategorikan sebagai ‘ijtihad’. Masing-masing akan ada pahala walau pun tersalah di dalam ‘ijtihadnya’. Namun bila dikatakan ‘ijtihad’ maka yang berfahaman wajib berpolitik sepatutnya tidak menyalahkan atau mengutuk mereka yang mengharamkan berpolitik kepartaian.

         Sebagaimana Mazhab Hanafi mengatakan tidak perlu makmun membaca Fatihah dibelakang imam dalam solat
berjamaah karena bacaan imam adalah bacaan makmum.

         Sedangkan Mazhab Syafie mewajibkan makmum membaca Fatihah. Masing-masing berlapang dada dengan pegangan masing-masing. Tidak pula saling mengutuk antara satu sama lain. Ini adalah karena masing-masing faham bahawa hssl itu adalah ‘ijtihad’ dan ‘khilaf’. Berlainan ditempat kita malah menjatuhkan
hukum sesat dan sebagainya. Wallahu’alam

         Peringatan Untuk Karkun Walau pun huraian di atas berdasarkan ‘platform’ Jamaah Tabligh namun kita diarahkan dan diminta oleh ‘Elders’ untuk menghormat semua Gerakan Islam, Organisasi Keislaman, ataupun kepada Partai Islam.

         Besikaplah lemah lembut dan penghormatan yang tinggi serta akhlaq mulia. Jagalah mulut-mulut kita dari mencaci dan menghina mereka yang berfaham berlainan dengan kita.

         Mohon maaf jika tersalah dan tersilap juga kepada teman-teman dari jamaah atau partai Islam sekiranya tulisan di atas menyinggung saudara semua. Teruskan dengan perjuangan yang saudara yakini. Doakan untuk saya yang hina ini.

6
มลายู / Re: Belajar Bahasa Melayu
« เมื่อ: มี.ค. 29, 2012, 09:02 AM »
tak payah beza sikit yo...cakap=ngomong,beza=beda,capek=penat=lelah,cara bicara beda loghat tapi cara baca sama bahasa indonesia cara ngomongnya(cakap) betul-betul huruf,misalnya,"biasa"kalau kita orang patani cara=biaso(บียาซอ) Kalau malay "biase" bila cakap tapi kaulau baca "biasa"kita orang tani susah sikit kerana kita tak beza baca dengan kecek,walau pun ija B-I-A=bia S-A=sa tapi bila baca biaso(บียาซอ) itu kelemahan kita,ramai ustaz ustazah habis tinggi-tinggi plajaran tapi bila mengajar masih lagi tak boleh beza baca dengan cakap masih baca tak betul huruf lagi...mauhu pakai O (ออ) Terus...kalau bahasa indonesia caracakapnya betul huruf sebagaimana masa baca kalau "Pa"(ปา) tetap cakap"pa"(ปา) tidak jadi "po"(ปอ) Itulah cara ngomong bahasa indonesia kalau mahu lebeh lanjut lagi carilah buku kamus indonesia supaya plajar perkataan yang tidak sama dengan kita...cotohnya=Pergi=Berangkat,Kapaltebang=Pesawat,Kereta=mobil,basikal=sepeda,selipa=sandal,seluar=cilana,berus=sikat,lada=พริกไทย,cabai=พริก,Cara baca huruf A-B-C pon beza(beda) kalau kita baca เอ-บี-ซี,Kalau indonesia Aa-Be-Ce(อา-เบ-เซ) Kalau H (เฮช) baca HA(ฮา)...Ada satu lagi pesanan orang indonesia tidak suka dipanggil dia indon(อินดน),,Kalau kita panggil orang indon dia takfaham maksuk apa,tapi kalau kita panggil indo(อินโด) atau indonesia barulah dia faham kata kita maksuk atas dia kalau kita panggil indon kebanyakan orang indosia tak faham,kalau ada yang faham dia akan marah kita'dia ingatkan kita kata jahat kepada dia, tepati kalau sesama orang kita tak apa la kita tahu maksud indon itu apa,,(ingat jangan panggil indon,panggillah orang indo atau orang indonesia) "wassalam"(
saya tak pana mana basa indon. dia sangat payah

หน้า: [1]